Minggu, 21 Desember 2014

Cerita Pendek ( Andai Waktu Dapat Terulang Kembali)

Nama              : Aden Kuswira Wicaksana
NIM                 : J3A112042
Kelas                : B-1

Andai Waktu Dapat Terulang

Kita tahu didunia ini sahabat begitu berarti untuk kita, banyak moment-moment berharga yang sudah kita habiskan bersama sahabat kita, namun tanpa sadar kita sering menyimpan rasa kesal atau tidak suka dengan sahabat kita sendiri, tetapi tuhan sudah menggariskan bahwa ia/mereka adalah sahabat kita. Saya akan bercerita tentang kisah yang saya dan sahabat-sahabat saya rasakan, kami berdelapan memiliki tingkat emosional dan kedekatan yang memang begitu dalam, sudah tidak terhitung lagi moment berharga yang sudah kami alami, dan ada salah satu sahabat tersayang kami yang sedang jatuh sakit ia bernama Arifatul Aini atau biasa akrab dipanggil Rifa.
 Saya dan Rifa serta teman-teman mulai dekat sejak kami dipertemukan di IPB khususnya di Program Diploma IPB dan ada beberapa dari kami berkumpul di satu program keahlian yang sama dengan saya dan Rifa yaitu PK Komunikasi.  Awalnya kami tidak percaya bahwa sahabat kami sakit karena sehari-hari rifa merupakan anak yang aktif dan riang , jarang sekali ia mengeluh kalau dia sakit, namun sekitar awal februari 2014 kemarin ia mengalami sakit yang awalnya tidak terlalu parah, pada akhirnya dia dilarikan di salah satu rumah sakit di bogor, dan dokter mendiagnosa bahwa rifa mengalami DBD dan Tifus , 13 hari ia dirawat di RS tersebut, sempat rifa mengalami penurunan trombosit yang signifikan pada akhirnya rifa dimasukan di ruang ICU, setiap hari kami selalu menjenguknya,entah itu pagi ,siang atau malam yang pasti setiap hari kami selalu menghampirinya, sampai pada saat ia tidak sadarkan diri dan sudah mulai tidak mengenali kita semua, kami juga bingung sebenarnya rifa ini sakit apa? Namun kami terus beri rifa semangat agar ia lekas sembuh.
Ada satu moment yang menurut saya sangat berharga, ketika itu Rifa dalam keadaan kondisi dalam level sudah setengah sadar, dan saat itu saya diperintahkan oleh orang tua Rifa untuk menyuapkan buah untuknya.
“Denn.. tolong suapin Rifa buah yaa..” Ucap Ibu Rifa
            Kondisinya memang sudah parah, akhirnya perlahan saya menyuapkan buah melon tersebut ke mulut Rifa, prilakunya sudah mulai seperti anak kecil, namun saya terus memberikannya semangat agar Rifa bisa tetap sembuh “pehh lu pasti sembuh ya, biar kita bisa kuliah bareng lagi , maen bareng lagi” perlahan saya membisikan kalimat tersebut berulang-ulang, sontak saya kaget dengan respon yang diberikan oleh Rifa, dengan kondisinya yang seperti itu dia masih bisa tersenyum sambil menghadap kehadapan saya, pada saat yang sama saya sudah tidak tahan untuk menahan rasa haru , dan air mata pun menetes perlahan di pipi saya…
Tidak lama dari kejadian itu Rifa memegang tangan saya dan mengarahkannya kearah bibirnya, ia masih berusaha untuk mengatakan sesuatu kepada saya dan teman-teman namun omongannya sudah tidak jelas dan yang saya tangkap pada saat itu Rifa ingin meminta maaf pada kita semua, pasalnya bukan tangan saya saja yang diarahkan ke bibirnya namun orang tua , keluarga serta teman-temanpun diperlakukan hal yang sama.
Pada saat kondisinya yg semakin parah akhirnya pihak keluarganya memutuskan rifa agar dibawa kerumah asalnya yaitu di Lampung, kami tidak bisa ikut karena kondisi yang sedang padat perkuliahan, hingga pada saat 2 hari setelah ia sampai di Lampung, kami mendengar berita yg sangat buruk yaitu kondisi rifa yang kritis/koma, kami terus berdoa untuk kesembuhan rifa namun tuhan berkehendak lain, sahabat tersayang kami harus pergi meninggalkan kehidupan dunia nya, pada pukul 11.00 wib 26 februari 2014, rifa sudah tiada melainkan dipanggil oleh sang kuasa menghadapnya, mendengar kabar tersebut tersentak air mata dan jeritan kesedihan meluap , saya tak kuasa menahan kesedihan, yang kami sesali pula bahwa Rumah Sakit tempat Rifa dirawat di Bogor salah mendiagnosa penyakit nya, ternyata almarhumah menghidap penyakit malaria tropika stadium akhir hingga pembuluh darah di otaknya pecah dan tidak terselamatkan lagi jiwanya.
Banyak permintaan-permintaan almarhumah yang belum kami berikan kepadanya,dan ada satu permintaan yang paling teringat dan membekas hingga saat ini, yaitu almarhumah minta dinyanyikan lagu Glen Fredly - Sedih Tak Berujung, waktu almarhumah masih hidup ia ingin sekali dinyanyikan oleh saya lagu itu, namun menyesal hati ini karena selalu menunda dan menunda untuk menyanyikan lagu tersebut, sampai saat ini penyesalan itu masih membekas, disaat saya sedang dekat-dekatnya dengan almarhumah namun saya harus dipisahkan dengannya, andai waktu bisa diulang kembali …


Foto Almarhumah ketika sakit




Tidak ada komentar:

Posting Komentar